LIPO. - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau melaporkan bahwa inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Riau pada Januari 2025 mencapai 1,12 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,96. Inflasi tertinggi terjadi di Tembilahan sebesar 1,67 persen (IHK 105,45), sementara inflasi terendah tercatat di Kabupaten Kampar sebesar 0,72 persen (IHK 108,52).
Kenaikan inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga pada sembilan kelompok pengeluaran. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat kenaikan tertinggi sebesar 7,60 persen, diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,92 persen, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,40 persen. Kelompok transportasi naik 1,90 persen, pendidikan 1,69 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 1,14 persen, kesehatan 1,02 persen, serta perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,42 persen.
Di sisi lain, tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami penurunan harga sebesar 10,01 persen, sementara pakaian dan alas kaki turun 0,79 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,22 persen.
Secara month to month (m-to-m), Provinsi Riau mengalami deflasi sebesar 0,02 persen pada Januari 2025. Begitu pula secara year to date (y-to-d), deflasi yang sama tercatat sebesar 0,02 persen.
Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, menyatakan bahwa kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran menjadi faktor utama inflasi tahun ke tahun. Namun, deflasi pada kelompok perumahan dan energi memberikan dampak penyeimbang terhadap laju inflasi secara keseluruhan.
"Kami terus memantau perkembangan harga dan dampaknya terhadap perekonomian di Provinsi Riau. Deflasi pada beberapa kelompok menunjukkan adanya penurunan harga yang signifikan, terutama pada energi dan perumahan," ujar Asep Riyadi, Senin 3 Februari 2025.(***)
