TELUK KUANTAN, LIPO - Siapa yang tak kenal dengan Mutiara di Kecamatan Kuantan Hilir dan Kecamatan Kuantan Hilir Seberang. Dia adalah anggota DPRD Kuansing dari PBB selama dua periode, 2009-2014 dan 2014-2019. Nah, siapa Mutiara?
Mutiara, perjuangannya bisa menjadi wakil rakyat patut diapresiasi. Pasalnya, pria yang tumbuh dan berkembang di sebuah desa jauh dari ibukota kabupaten itu bisa meraih kepercayaan masyarakat. Terutama di desanya berdomisili. Desa Koto Rajo, Kecamatan Kuantan Hilir Seberang.
Ia adalah mantan Kepala Desa Koto Rajo. Kesuksesannya memimpin masyarakat di desa yang sekarang menjadi ibukota Kecamatan Kuantan Hilir Seberang ini menjadi awal baginya untuk bisa berbuat lebih banyak lagi terhadap masyarakatnya.
Bekalnya dekat dan berbuat terbaik dengan masyarakat menjadikannya sukses menjalani karir di dunia politik. Partai Bulan Bintang adalah kendaraan politiknya.
Tak banyak kepala desa di Kuansing yang bisa seperti Mutiara. Ia terbilang sebagai salah satu kepala desa yang sukses meniti karir di dunia politik.
Pemilu 2009, Ia tampil sebagai pemain politik. Alhasil, pilihannya terjun ke dunia politik tepat. Ia akhirnya terpilih sebagai anggota DPRD Kuansing periode 2009-2014 dari PBB.
"Alhamdulillah, saya dipercaya masyarakat untuk menjadi wakilnya di DPRD Kuansing pada pemilu 2009. Ini adalah awal bagi saya untuk berbuat yang terbaik bagi masyarakat," ujar Mutiara, di Kantor DPRD Kuansing.
Dari kepala desa menjadi legislator. Motivasi Mutiara tidak banyak. Ia hanya ingin aspirasi masyarakatnya terpenuhi. Apa saja. Terlebih lagi aspirasi pembangunan. Karena disadarinya, saat menjadi kepala desa kala itu, dirinya tidak bisa berbuat banyak untuk mengakomodir aspirasi tersebut.
"Waktu kades untuk menyampaikan aspirasi kurang terakomodir. Makanya, saya memilih untuk berjuang di DPRD. Alhamdulillah, ini sudah saya lakukan. Semoga membawa manfaat," harapnya.
Selain itu, Mutiara juga ingin melanjutkan tradisi keluarganya. Mulai dari kakeknya, hingga ayah Mutiara, pernah menjadi anggota DPRD di Inhu. Masing-masing Bustami Yakup (Bapak) kisaran 1970-an dan Yakup Hayati (Datuk) sekitar tahun 1982.
"Memang duluan bapak daripada datuk yang jadi anggota dewan di Inhu. Dan mereka itu juga jadi motivasi saya untuk menjadi anggota dewan. Ada tradisi keluarga," ungkap Mutiara mengisahkan.
Tidak hanya ingin mempertahankan tradisi, politisi yang konsisten di PBB ini juga mengaku ingin mengabdi untuj membangun negeri, terutama Kuantan Hilir Seberang ini. Setelah menjadi wakil rakyat, Kuantan Hilir Seberang sudah sejajar dengan kecamatan lain.
"Sebelum jadi dewan, kawasan seberang ini sulit terjangkau pembangunan. Alhamdulillah, pembangunan bisa kita lihat dan sekarang sudah jadi kecamatan pula bagian seberang dari Kuantan Hilir ini. Ini adalah perjuangan besar yang kami lakukan," ungkapnya lagi.
Selama duduk menjadi anggota dewan. Periode pertama, Mutiara menyampaikan, bahwa hasil dari perjuangannya sudah bisa dinikmati masyarakat. Atas capaiannya itu, Mutiara kembali dipercaya masyarakat untuk menjadi wakilnya periode 2014-2019.
Kenapa PBB jadi pilihan politiknya. Alasan Mutiara tidak banyak. Baginya, hanya PBB yang ada kaitannya dengan Partai Parmusi. "Saya hanya ingin konsisten di dalam politik. Karena konsistensilah yang menjadikan saya bisa menjadi wakil rakyat," jelasnya.
Di periode keduanya, Ia menegaskan, kalau dirinya tidak akan berhenti memperjuangkan aspirasi konstituennya. "Sayavakan tetap memperjuangkan kecamatan Kuantan Hilir Seberang. Sehingga saat ini, kecamatan ini bisa sejajar dengan kecamatan lain, namun masih banyak yang harus dibenahi," akunya.
Ke depan, Ia menargetkan tuntasnya pengaspalan jalan Benai-Kotorajo. Lalu, ditargetkan adanya Puskesmas di KHS. Ada pasar koto rajo. Dan jalan ekonomi produktif perkebunan ke kebun masyarakat. "Itu target ke depan," tegasnya.(adv.drprd.kuansing)
Nama : Mutiara
TtL : Koto Rajo, KHS, 22 November 1967
Istri : Satri SPd
Anak : Autri Kemriasi, Prilnando Giorvano, Elpi Maipolanda, Hakri Cahaya Ramadani.
Mutiara, perjuangannya bisa menjadi wakil rakyat patut diapresiasi. Pasalnya, pria yang tumbuh dan berkembang di sebuah desa jauh dari ibukota kabupaten itu bisa meraih kepercayaan masyarakat. Terutama di desanya berdomisili. Desa Koto Rajo, Kecamatan Kuantan Hilir Seberang.
Ia adalah mantan Kepala Desa Koto Rajo. Kesuksesannya memimpin masyarakat di desa yang sekarang menjadi ibukota Kecamatan Kuantan Hilir Seberang ini menjadi awal baginya untuk bisa berbuat lebih banyak lagi terhadap masyarakatnya.
Bekalnya dekat dan berbuat terbaik dengan masyarakat menjadikannya sukses menjalani karir di dunia politik. Partai Bulan Bintang adalah kendaraan politiknya.
Tak banyak kepala desa di Kuansing yang bisa seperti Mutiara. Ia terbilang sebagai salah satu kepala desa yang sukses meniti karir di dunia politik.
Pemilu 2009, Ia tampil sebagai pemain politik. Alhasil, pilihannya terjun ke dunia politik tepat. Ia akhirnya terpilih sebagai anggota DPRD Kuansing periode 2009-2014 dari PBB.
"Alhamdulillah, saya dipercaya masyarakat untuk menjadi wakilnya di DPRD Kuansing pada pemilu 2009. Ini adalah awal bagi saya untuk berbuat yang terbaik bagi masyarakat," ujar Mutiara, di Kantor DPRD Kuansing.
Dari kepala desa menjadi legislator. Motivasi Mutiara tidak banyak. Ia hanya ingin aspirasi masyarakatnya terpenuhi. Apa saja. Terlebih lagi aspirasi pembangunan. Karena disadarinya, saat menjadi kepala desa kala itu, dirinya tidak bisa berbuat banyak untuk mengakomodir aspirasi tersebut.
"Waktu kades untuk menyampaikan aspirasi kurang terakomodir. Makanya, saya memilih untuk berjuang di DPRD. Alhamdulillah, ini sudah saya lakukan. Semoga membawa manfaat," harapnya.
Selain itu, Mutiara juga ingin melanjutkan tradisi keluarganya. Mulai dari kakeknya, hingga ayah Mutiara, pernah menjadi anggota DPRD di Inhu. Masing-masing Bustami Yakup (Bapak) kisaran 1970-an dan Yakup Hayati (Datuk) sekitar tahun 1982.
"Memang duluan bapak daripada datuk yang jadi anggota dewan di Inhu. Dan mereka itu juga jadi motivasi saya untuk menjadi anggota dewan. Ada tradisi keluarga," ungkap Mutiara mengisahkan.
Tidak hanya ingin mempertahankan tradisi, politisi yang konsisten di PBB ini juga mengaku ingin mengabdi untuj membangun negeri, terutama Kuantan Hilir Seberang ini. Setelah menjadi wakil rakyat, Kuantan Hilir Seberang sudah sejajar dengan kecamatan lain.
"Sebelum jadi dewan, kawasan seberang ini sulit terjangkau pembangunan. Alhamdulillah, pembangunan bisa kita lihat dan sekarang sudah jadi kecamatan pula bagian seberang dari Kuantan Hilir ini. Ini adalah perjuangan besar yang kami lakukan," ungkapnya lagi.
Selama duduk menjadi anggota dewan. Periode pertama, Mutiara menyampaikan, bahwa hasil dari perjuangannya sudah bisa dinikmati masyarakat. Atas capaiannya itu, Mutiara kembali dipercaya masyarakat untuk menjadi wakilnya periode 2014-2019.
Kenapa PBB jadi pilihan politiknya. Alasan Mutiara tidak banyak. Baginya, hanya PBB yang ada kaitannya dengan Partai Parmusi. "Saya hanya ingin konsisten di dalam politik. Karena konsistensilah yang menjadikan saya bisa menjadi wakil rakyat," jelasnya.
Di periode keduanya, Ia menegaskan, kalau dirinya tidak akan berhenti memperjuangkan aspirasi konstituennya. "Sayavakan tetap memperjuangkan kecamatan Kuantan Hilir Seberang. Sehingga saat ini, kecamatan ini bisa sejajar dengan kecamatan lain, namun masih banyak yang harus dibenahi," akunya.
Ke depan, Ia menargetkan tuntasnya pengaspalan jalan Benai-Kotorajo. Lalu, ditargetkan adanya Puskesmas di KHS. Ada pasar koto rajo. Dan jalan ekonomi produktif perkebunan ke kebun masyarakat. "Itu target ke depan," tegasnya.(adv.drprd.kuansing)
Nama : Mutiara
TtL : Koto Rajo, KHS, 22 November 1967
Istri : Satri SPd
Anak : Autri Kemriasi, Prilnando Giorvano, Elpi Maipolanda, Hakri Cahaya Ramadani.