Teluk Kuantan, LIPO - Bersempena dengan peringatan hari Kesehatan Gigi dan Mulut se Dunia tahun 2017 tingkat Kabupaten Kuantan Singingi, yang dilaksanakan di lapangan Limono Teluk Kuantan Senin (20/3/2017), Bupati Kuantan Singingi Drs.H.Mursini M.Si mencanangkan gerakan menyikat gigi selama 21 hari bagi anak-anak sekolah dasar (SD) yaitu pada pagi hari selepas sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Pada puncak peringatan hari kesehatan gigi dan mulut kemarin juga dilaksanakan sikat gigi massal dilapangan Limono Teluk Kuantan, oleh siswa SD se Kecamatan Kuantan Tengah yang akan diikuti seribuan orang, dan 200 orang siswa SD akan melaksanakan program menyikat gigi 21 hari pagi dan malam.
Kegiatan ini diselenggaran oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (IDGI) ini, tujuannya agak anak-anak di Kabupaten Kuantan Singingi agar senantiasa menjaga kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari berbagai penyakit mulut.
Selain Bupati H.Mursini acara peringatan tersebut juga dihadiri Wakil Bupati H Halim, Porkopinda Kuantan Singingi, Ketua Tim Penggerak PKK Kuantan Singingi Emi Mursini, Ketua GOW Yuni Halim, para kepala dinas, badan, bagian dilingkungan Pemkab Kuantan Singingi, Camat Kuanatan Tengah, serta sekitar dua ratusan pelajar SD yang ada di Kecamatan Kuantan Tengah.
Bupati Mursini dalam sambutannya menyampaikan, selain mencanangkan gerakan menyikat gigi selama 21 hari pada pagi dan malam hari, peringatan hari kesehatan gigit dan mulut sedunia tahun ini, katanya juga diberikan penyuluhan membiasakan diri mencuci tangan, minum air bebas kuman serta makan yang bergizi. Penyuluhan ini diharapkan dapat diterapkan setiap hari baik dalam kehidupan sehari-hari, di lingkungan sekolah, di posyandu dan lain sebagainya.
Lebih lanjut dikatakannya, saya sangat menyambut baik kegiatan ini dengan harapan kesehatan gigi dan mulut anak-anak kita semakin terjaga dengan baik papar Mursini.
Ditambahkan Mursini ,melihat data FDI (2015), bahwa 3,9 juta jiwa masyarakat dunia pernah mengalami penyakit mulut. Sedangkan pada anak-anak, kesehatan mulut terutama karies diderita 60-90 persen anak usia sekolah. Bahkan karies berada pada tingkat satu dengan prevalensi tertinggi dibanding 291 penyakit mulut lainnya yakni hampir 44 persen penduduk dunia.
Untuk itu guna mengatasi persoalan gigi dan mulut ini, sebut bupati, bukan hanya menjadi tugas seorang dokter, perawat gigi, amupun kesehatan gigi semata. Melainkan harus ada suatu kolaborasi bersama masyarakat. Tenaga kesehatan memberikan pendidikan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut sementara masyarakat bertugas mengadopsi kebiasaaan baik dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut seperti berkumur, menyikat gigi, melakukan kontrol ke dokter secara rutin dan menghindari faktor resiko penyebab terjadinya penyakit gigi dan mulut papar Bupati Mursini. (Lipo*14).