PEKANBARU, LIPO - Pilkada Pekanbaru kali ini menawarkan lebih dari tiga pasangan calon, pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus kotak kosong.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pemilih dan memberikan pilihan yang lebih beragam. Namun, masyarakat diminta untuk cermat dalam memilih calon walikota dengan mempertimbangkan track record mereka.
Pengamat politik dari Universitas Lancang Kuning (Unilak), Alexander Yandra, menyampaikan pemilih rasional seharusnya menilai pengalaman calon dalam pemerintahan dan politik.
“Sangat penting bagi masyarakat untuk melihat rekam jejak calon, terutama terkait program, visi, dan misi yang diusung,” katanya. Kamis 26 September 2024.
Yandra juga mencatat bahwa sebagian besar pemilih sekitar 60 persen cenderung memilih berdasarkan program dan rekam jejak yang baik.
Ia menegaskan bahwa calon yang memiliki masalah hukum atau tidak mampu memberikan kontribusi positif terhadap pemerintahan akan menjadi pertimbangan serius bagi pemilih.
“Penting bagi masyarakat untuk memilih dengan bijak, mengingat kondisi Pekanbaru saat ini yang membutuhkan pemimpin dengan kapabilitas dan integritas,” tambahnya.
Selain itu, partisipasi pemilih di Pekanbaru diperkirakan akan mirip dengan Pilgub Riau sebelumnya, dengan target partisipasi sekitar 70 persen. Dengan meningkatnya kesadaran politik, diharapkan masyarakat dapat mengambil keputusan yang lebih tepat demi kemajuan daerah.
"Dengan demikian, pemilih diharapkan untuk tidak hanya terpaku pada penampilan calon, tetapi juga mempertimbangkan rekam jejak dan kapasitas mereka dalam memimpin Pekanbaru ke depan,"pungkasnya.(***)
