Pekanbaru, LIPO - Usai salat Jumat di Masjid Raya Annur, Pekanbaru (01/12/2023), Gubernur Riau (Gubri) Edy Natar Nasution menyempatkan diri memantau kondisi payung elektrik yang kini jadi icon masjid kebanggaan masyarakat Riau itu.
Sayangnya, saat itu dari enam payung yang berdiri kokoh di halaman masjid, hanya satu yang terbuka.
Selebihnya menguncup akibat angin yang sempat berhembus cukup kencang.
Rupanya, ada sensor yang mengatur. Jika angin berhembus di atas 20 km per jam, maka otomatis payung elektrik akan menguncup sendiri.
Jika ingin mengembangkannya lagi, maka petugas/teknisi harus kembali mengatur dari awal.
Gubri Edy Natar sempat memanggil para pihak terkait, termasuk teknisi dan kontraktor payung elektrik.
Gubri ingin memastikan kondisi payung elektrik yang disebut-sebut mirip payung Masjid Nabawi itu.
Jika payung dalam kondisi baik, Gubri menginstruksikan agar dibuka mulai dari Jum'at sampai dengan Ahad.
Sebab, menurut Gubri, banyak masyarakat dari luar daerah yang sengaja datang ke Masjid Raya Annur ingin berwisata religi termasuk menyaksikan payung elektrik yang berukuran jumbo.
"Makanya saya sudah perintahkan agar payung ini tetap terbuka (mengembang) mulai dari Jum'at sampai hari Ahad," tegas Gubri.
Namun kalau kondisi payung dalam kondisi kurang baik, informasi itu, tegas Gubri, juga harus diinformasikan kepada masyarakat, agar masyarakat yang sudah datang jauh-jauh tidak kecewa.
Gubri Edy Natar pada salat Jum'at di Masjid Annur juga bertindak sebagai Khatib.
Di tempat yang sama, Kadis PUPR PKPP, M Arif Setiawan mengakui bahwa pembangunan payung elektrik belum sepenuhnya selesai. Diperkirakan mencapai 93 persen.
Pihak kontraktornya juga sudah di blacklist karena tidak mampu menyelesaikan proyek sesuai waktu yang diberikan.
Saat ini proyek payung elektrik sedang diaudit, untuk diketahui apa masalah yang ada, sehingga ke depan ada solusi terbaik.(***)
