LIPO - Di musim kemarau ancaman Karhutla menghantui sejumlah wilayah. Tak terkecuali di pulau Sumatera. Ancaman Karhutla itu ditandai munculnya ratusan titik panas (Hotspot).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru mengungkapkan bahwa jumlah hotspot (titik panas) di wilayah Sumatera pada Abad (6/8/2023) bahkan meningkat tajam, yakni 161 titik.
Prakirawan BMKG Pekanbaru, Bibin Sulianto, mengatakan bahwa provinsi jumlah hotspot tertinggi adalah Bangka Belitung dengan 57 titik. Kemudian diikuti oleh Sumatera Selatan 32 titik, Jambi dan Lampung masing-masing 23 titik.
"Di Riau terdeteksi 16 titik, Sumatra Utara 5 titik, Bengkulu 3 titik dan Sumatera Barat 2 titik," ujar Bibin.
Terkait 16 hotspot di Riau, Bibin merincikan titik-titik panas tersebut terpusat di kabupaten Pelalawan 5 titik, Rokan Hilir dan Indragiri Hulu masing-masing 3. Sisanya di Indragiri Hilir dan Kampar masing-masing 2 titik serta di Kota Dumai 1 titik.
Sementara, Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih terjadi di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dan Dumai. Untuk mendinginkan wilayah tersebut, tim Satgas Karhutla berjibaku memadamkan melalui darat dan udara.
Kepala BPBD Riau, M Edy Afrizal mengatakan bahwa ada tiga tempat di dua kabupaten yang masih terbakar, yakni di Gurun Panjang Dumai, Rantau Bais, dan Teluk Bano Rohil.
"Kemarin kita kirim Water Bombing. Hari ini kita kirim juga lagi," kata Edy, Jumat (4/8/2023).
Ia mengatakan, dua daerah yakni di Desa Teluk Bano dan Gurun Panjang kemarin sudah terbakar dan proses pemadaman. Karena masih berasap maka pemadaman dilanjutkan hari ini.
"Di Gurun Panjang itu gambut, tak bisa langsung padam, butuh proses. Yang dipadamkan bisa hidup lagi. Dumai itu kan gambut, tepi laut ditambah cuaca terik," ucapnya.
Ia mengatakan, yang untuk Rantau Bais, baru terbakar hari ini dan langsung proses pemadaman.
"Jadi konsentrasi kita di dua daerah yang meliputi tiga tempat ini 1 heli di standby-kan di Rantau Bais, 1 di Gurun Panjang, dan 1 di Teluk Bano," katanya.
"Untuk kebakaran di Inhil, Inhu, dan Pelalawan sudah padam," pungkasnya. (*1)
