Sebut AHY Cocok Jadi Cawapres, Surya Paloh: Keputusannya Kewenangan Anies

Sebut AHY Cocok Jadi Cawapres, Surya Paloh: Keputusannya Kewenangan Anies
Surya Paloh dan AHY/cnn.indonesia

JAKARTA, LIPO - Kunjungan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ke kantor Partai Demokrat kembali menghangatkan koalisi. Pertemuan Paloh dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu tidak melibatkan perwakilan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini dianggap sebagai rekan dalam Koalisi Perubahan.

Dalam kunjungan ke kantor Demokrat tersebut, Surya Paloh mengatakan bahwa keputusan calon wakil presiden (cawapres) koalisi Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS merupakan kewenangan Anies Baswedan sebagai capres yang diusung. Paloh menyebut AHY pantas menjadi pasangan Anies.

“Itu adalah pemahaman saya dan mudah-mudahan saya tidak salah, tapi kalau ditanya pantas (menjadi cawapres)? Sekali lagi saya katakan, lebih dari pantas,” ujar Surya Paloh di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (22/2).

Ia melihat AHY sebagai sosok yang memiliki fisik dan pemikiran yang tepat untuk menjadi cawapres dari Anies. Namun, sekali lagi dia menyampaikan, keputusannya berada di tangan Anies sebagai bakal capres.

“Dari awal saya katakan, mengenai masalah pasangan cawapres, dari sejak awal deklarasi serahkan kepada capres. Nah, ini (AHY) bagaimana? Kalau tanya pada pendapat saya, cocok,” ujar Paloh. AHY yang berada di sisi kanan Surya Paloh tersenyum dan tak menanggapi penilaian politikus senior itu.

Paloh pun berharap di antara partai koalisi terus bekerja sama. “Jadi, jangan koalisi lips service aja, habis itu tidak saling kenal. Mudah-mudahan jangan terjadi di antara PKS, Demokrat, Nasdem,” ujar Paloh.

Menurut Paloh, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS yang kerap disebut sebagai Koalisi Perubahan menunjukkan perkembangan yang positif. Apalagi ketiganya sudah menyatakan secara resmi untuk mengusung Anies sebagai capres.

“Semua punya spirit yang sama, saling besarkan hati dan insya Allah progres yang jauh lebih positif bisa kami dapatkan. Kami semua berkepentingan dan semoga ter-manage dengan baik,” ujar Paloh.

Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya mengatakan, pertemuan Paloh dan AHY sekadar silaturahim untuk memperkuat hubungan di antara keduanya. AHY sudah lebih dari sekali bertandang ke Nasdem Tower. Maka dalam kesempatan kali ini merupakan kunjungan balasan Paloh. “Pertemuan om dan keponakan, dan keponakan pengen menjamu om makan siang,” ujar dia.

Terakhir, Surya Paloh diketahui menemui Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Kunjungan ke Partai Golkar menjadi pertanyaan, mengingat Demokrat dan PKS telah resmi mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

Beberapa waktu lalu, kantor DPP PKS mendapat kunjungan Dubes AS untuk Indonesia Sung Yong-kim pada Rabu (15/2). Dubes Sung mengatakan, kunjungannya ke PKS untuk menegaskan komitmen pemerintahan AS dalam mengedepankan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM). Sung mengatakan, ia melakukan diskusi terbuka mengenai sejumlah hal yang berkaitan dalam memperdalam hubungan AS dan Indonesia.

Kedatangan Dubes AS ke kantor PKS dinilai tak sekadar kunjungan biasa. Pertemuan itu dinilai tak lepas dari konstelasi politik di Tanah Air, khususnya terkait Pilpres 2024. ‘Titik temu’ keduanya dalam situasi politik saat ini diyakini terkait pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden.

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, kunjungan Dubes AS ke PKS untuk meyakinkan dukungan kepada Anies. Kecil kemungkinan pertemuan karena silaturahim biasa mengingat sikap politik PKS yang selama ini dikenal “jauh” dengan politik AS. Sementara, kata Dedy, menjadi relevan jika pertemuan terkait dukungan PKS untuk Anies.

“Umum diketahui jika Anies sejauh ini dekat dengan Amerika, selain latar pendidikan, juga pergaulan global Anies, sehingga Amerika bisa saja punya kepentingan untuk yakinkan PKS jika Anies sosok yang tepat untuk diusung,” ujar Dedi melalui pesan singkatnya, Kamis (16/2).

Dedi menilai, ada dua alasan pertemuan PKS dan Dubes AS untuk Indonesia. Pertama, kata Dedi, AS menilai perlu meyakinkan PKS karena meskipun telah menegaskan dukungannya terhadap mantan gubernur DKI Jakarta tersebut hingga kini PKS belum juga mendeklarasikan secara resmi.

Menurutnya, sosok Anies menarik karena mengelaborasi latar belakang yang dekat dengan politik Amerika Serikat. Di sisi lain, Anies juga dikenal dekat dengan kelompok Islam, setelah maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu.

“Satu sisi ia dikenal dekat dengan kelompok Islam politik, hal ini yang membuat PKS merasa satu gerakan dengan Anies. Tetapi, sisi lain, Anies juga tokoh egaliter kaum plural, dan ini yang menjembatani Anies dekat dengan politik Amerika,” ujarnya.

Dedi menilai, pendekatan AS ini bisa jadi upaya mendorong pemimpin Indonesia selanjutnya lebih dekat dengan politik AS. “Apalagi sejak Presiden Jokowi memimpin Indonesia cenderung dekat ke Cina, rival ekonomi politik Amerika,” ujarnya.(lipo*3/rol)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index