PEKANBARU - Balai Bahasa Riau (BBR) kembali menggelar Lomba Dendang Syair tahun 2019 yang dilaksanakan di Hotel Ayola, Pekanbaru, Selasa, 29 Oktober 2019.
Lomba Dendang Syair yang mengangkat tema "Kukuhkan Jati Diri Bangsa melalui Bahasa dan Sastra " ini diikuti 90 peserta, dibuka Kepala Balai Bahasa Riau,Drs. Songgo Siruah, M.Pd.
Pada kesempatan itu, Kepala Balai Bahasa Riau berharap Syair bisa menjadi kebutuhan bagi bagi masyarakat.
"Sebagai puisi lama, syair diharapkan bisa dijadikan kebutuhan. Untuk itulah BBR memfasilitasi kegiatan lomba dendang syair untuk tingkat umum diadakan setiap tahun. Kami berharap pemasyarakatan sastra dan bahasa di tingkat kab/kota dan provinsi," kata Drs. Songgo Siruah, M.Pd.
Menurutnya, jika diperlukan, syair dan dan pantun bisa dijadikan prasyarat untuk masuk sekolah atau menduduki jabatan tertentu. Kegiatan ini hanya sebagai bentuk apresiasi BBR terharap sastra. BBR tidak mengajari.
"BBR hanya sebagai lembaga yang peduli dan memfasilitasi kegiatan pemasyarakatan bahasa dan sastra. Semoga terus bisa kita lakukan baik pemerintah kota/kabupaten dan provinsi di Riau," paparnya.
Lomba Dendang Syair 2019 ini diikuti masyarakat umum yang berdomisili di Provinsi Riau dengan ketentuan khusus sayembara yakni, teks syair yang akan didendangkan dipilih oleh peserta yang terdiri atas empat bait yang ditampilkan dalam waktu maksimal 10 menit.
Pada Lomba Dendang Syair ini, Balai Bahasa Riau menetapkan tiga Dewan Juri yakni, Nelly Alie (praktisi), M Kamarul (praktisi) dan Irman Efendi dari Balai Bahasa Riau.
Sebelumnya, pemasyarakatan dan pelestarian sastra juga dilakukan BBR pada waktu lalu dengan kegiatan Revitalisasi Nyanyian Pengantar Tidur di Kabupten Rokan Hulu dan Kabupaten Siak.
Siswa SMP dilatih menguasai sastra lisan ini oleh pelatih yang ahli di bidangnya untuk beberapa hari. Setelah mereka menguasai, siswa diminta menunjukkan kemampuan dengan melakukan penampilan.(lipo*3
Lomba Dendang Syair yang mengangkat tema "Kukuhkan Jati Diri Bangsa melalui Bahasa dan Sastra " ini diikuti 90 peserta, dibuka Kepala Balai Bahasa Riau,Drs. Songgo Siruah, M.Pd.
Pada kesempatan itu, Kepala Balai Bahasa Riau berharap Syair bisa menjadi kebutuhan bagi bagi masyarakat.
"Sebagai puisi lama, syair diharapkan bisa dijadikan kebutuhan. Untuk itulah BBR memfasilitasi kegiatan lomba dendang syair untuk tingkat umum diadakan setiap tahun. Kami berharap pemasyarakatan sastra dan bahasa di tingkat kab/kota dan provinsi," kata Drs. Songgo Siruah, M.Pd.
Menurutnya, jika diperlukan, syair dan dan pantun bisa dijadikan prasyarat untuk masuk sekolah atau menduduki jabatan tertentu. Kegiatan ini hanya sebagai bentuk apresiasi BBR terharap sastra. BBR tidak mengajari.
"BBR hanya sebagai lembaga yang peduli dan memfasilitasi kegiatan pemasyarakatan bahasa dan sastra. Semoga terus bisa kita lakukan baik pemerintah kota/kabupaten dan provinsi di Riau," paparnya.
Lomba Dendang Syair 2019 ini diikuti masyarakat umum yang berdomisili di Provinsi Riau dengan ketentuan khusus sayembara yakni, teks syair yang akan didendangkan dipilih oleh peserta yang terdiri atas empat bait yang ditampilkan dalam waktu maksimal 10 menit.
Pada Lomba Dendang Syair ini, Balai Bahasa Riau menetapkan tiga Dewan Juri yakni, Nelly Alie (praktisi), M Kamarul (praktisi) dan Irman Efendi dari Balai Bahasa Riau.
Sebelumnya, pemasyarakatan dan pelestarian sastra juga dilakukan BBR pada waktu lalu dengan kegiatan Revitalisasi Nyanyian Pengantar Tidur di Kabupten Rokan Hulu dan Kabupaten Siak.
Siswa SMP dilatih menguasai sastra lisan ini oleh pelatih yang ahli di bidangnya untuk beberapa hari. Setelah mereka menguasai, siswa diminta menunjukkan kemampuan dengan melakukan penampilan.(lipo*3