LIPO - Dinas Perkebunan Provinsi Riau melaporkan perkembangan harga sejumlah komoditas perkebunan di wilayah tersebut pada minggu kedua Desember 2024.
Harga Bahan Olahan Karet Rakyat (Bokar) dan beberapa komoditas lainnya menunjukkan tren yang bervariasi, dengan beberapa komoditas mengalami kenaikan, sementara yang lain tetap stabil atau mengalami penurunan.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja, menjelaskan bahwa harga bokar di tingkat petani dan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) berbeda di setiap kabupaten.
"Harga bokar di tingkat petani/Kelompok Usaha Bersama (KUB) KUB Bina Sejahtera Tanjung Alai, Kabupaten Kampar, tetap stabil di Rp 15.000 per kilogram, sama seperti minggu sebelumnya. Di Kabupaten Rokan Hulu, harga naik Rp 223 menjadi Rp 12.457 per kilogram, sementara di Kabupaten Rokan Hilir harga tetap stabil di Rp 13.000 per kilogram," jelas Defris. Kamis 19 Desember 2024.
Di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), harga bokar di tingkat APKARKUSI meningkat Rp 100 menjadi Rp 14.726 per kilogram. Sementara itu, di Kabupaten Indragiri Hulu, harga bokar di UPPB Sumber Makmur juga naik Rp 100 menjadi Rp 11.400 per kilogram.
Menurut Defris, Dinas Perkebunan Riau terus mendorong petani karet untuk meningkatkan mutu produksinya melalui kelembagaan seperti UPPB. “Dengan bergabung dalam UPPB, mutu karet petani dapat meningkat, sehingga harga yang diterima juga lebih baik,” tambahnya.
Selain bokar, harga komoditas perkebunan lainnya juga mengalami pergerakan. Harga kelapa butiran di Kabupaten Kampar, Kepulauan Meranti, dan Indragiri Hilir turun Rp 81 menjadi Rp 4.690 per kilogram.
Sementara itu, harga kopra mutu kering (100%) di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti naik Rp 25 menjadi Rp 7.175 per kilogram. Harga tepung sagu basah tetap stabil di Rp 2.925 per kilogram di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kepulauan Meranti.
Untuk komoditas pinang kering (100%), terjadi kenaikan Rp 280, sehingga harganya menjadi Rp 5.143 per kilogram di Kabupaten Kampar, Siak, Indragiri Hilir, dan Kepulauan Meranti.
Defris berharap tren harga yang positif ini dapat memberikan semangat bagi petani untuk terus meningkatkan kualitas dan produktivitas komoditas mereka. "Dinas Perkebunan Riau akan terus mendukung petani melalui berbagai program peningkatan mutu dan akses pasar," tutupnya.(***)
