Dicecar Pertanyaan, Chevron Beralasan Pencurian Minyak Penyebab Turunnya Lifting di Blok Rokan

Dicecar Pertanyaan, Chevron Beralasan Pencurian Minyak Penyebab Turunnya Lifting di Blok Rokan

JAKARTA, LIPO - Presiden Direktur Chevron dicecar pertanyaan oleh sejumlah Anggota Komisi VII saat Rapat Dengar Pendapat 10 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Skk  Migas dengan komisi VII DPR, Senin (20/01), digedung Nusantara 1 Komp. DPR/MPR RI.

Saat pemaparan capaian kinerja Presdir Chevron Albert Simanjuntak mengatakan salah satu sebab turunnya produksi lifting di blok Rokan adanya pencurian minyak  (ilegal tapping) yang semakin canggih dilakukan oleh para pencuri.

" Ilegal Tapping ini semakin canggih, kita sudah bangun kerjasama dengan Polda Riau dan dengan Danramil untuk mengatasi itu mudahan akhir bulan ini sudah berjalan, setidaknya dapat menghambat laju turunnya lifting kita, sepanjang 2019 ada 72 kejadian dan 55 dapat kita hentikan, kerugian  diprediksi mencapai 23 Milyar. meskipun begitu 2020 tetap akan terjadi penurunan," terang Presdir Chevron ini.

H. Abdul Wahid Anggota Komisi VII asal Riau juga mencecar beberapa pertanyaan berkenaan dengan begitu drastisnya turun produksi dan lifting, terlebih PT. Chevron beroprasi di dapil nya .

" Soal Ilegal Tapping sudah lama kita dengar terjadinya, kenapa baru sekarang bekerjasama sengan aparat penegak hukum?? kemudian apakah jika pencurian ini dapat ditangani produksi dan lifting kita bisa meningkat dari yang sekarang??," tanya Legislator PKB ini. 

Lebih lanjut Abdul Wahid meminta dalam proses alih kelola dengan pertamina harus selesai semua persoalan yang ada termasuk soal pemulihan lingkungan. 

"Saya melihat konsentrasi Chevron ini soal waktu berakhir kerjasama semakin dekat, dalam alih kelola nanti jangan sampai ada persoalan lah, baik teknologi pengembangannya, pemulihan lingkungan dan lain-lainnya. karna ada banyak uang negara disitu, saya dengar masih belum tuntas ini rundingnya baik dengan pertamina maupun SKK Migas, " tegas Abdul Wahid. 

Menanggapi beberapa  pertanyaan, Albert Simanjuntak menjelaskan, bahwa karna kontrak kerjasama akan berakhir, fokus kerja juga harus menyelesaikan proses peralihan, kemungkinan perunuran lifting mampu ditahan pada perkiraan 161.000 barrel/hari.

" Konsentrasi kita juga terfokus pada peralihan alih kelola pak, karna sudah akan berakhir kontrak kerjasama. jadi tahan ini perkiraan kita dapat menargetkan lifting sekitar 161.000 perhari, dan akan semakin turun tahun berikutnya. dengan SKK Migas kita sudah membicarakan detail proses peralihan, termasuk soal pemulihan lingkungan kita menunggu persetuan dari  Skk migas saja, kita sudah ajukan". terang Albert. (lipo*1)

Ikuti LIPO Online di GoogleNews

Berita Lainnya

Index