Pekanbaru, LIPO - Ekonom Rizal Ramli mengingatkan Presiden Jokowi akan elektabilitas sang presiden. Dikatakan Rizal, ada peluang elektabilitas petahana terus merosot jika mendengarkan saran pembantunya soal finansial (menteri keuangan).
"Pilihan sulit Pak Jokowi. Jika terus mendengarkan Menkeu Neoliberal, elektabilitasnya akan terus merosot," kicau mantan menko maritim itu melalui akun Twitternya @RamliRizal.
Adapun faktor penyebab turunnya elektabilitas Jokowi akibat kebijakan finansial, kata Rizal, dipicu oleh keresahan kalangan bisnis terkait pajak.
“ Kalangan bisnis sudah sebel karna aturan pajak terus berubah. Jokowi tidak ada pilihan, harus menarik garis pemisah dari Menkeu Neoliberal, yang bekerja terutama untuk kreditors," sebutnya dalam kicauan yang sama.
Sekadar diketahui, berdasarkan hasil survey yang dilakukan Media Survey Nasional (Median) bulan Februari lalu, elektabilitas Jokowi selaku petahana sedikit menurun. Survey yang dilakukan Median diawal bulan Februari 2018 mendapati responden yang memihak Jokowi sebanyak 35%. Padahal, pada survei Oktober 2017 elektabilitas Jokowi masih di angka 36,2 %.
Median pun mendapati masalah ekonomi menjadi masalah yang paling meresahkan publik. Kesenjangan ekonomi Indonesia menjadi hal yang paling banyak dikhawatirkan responden (15,6 %). Selanjutnya, responden juga mengaku resah dengan harga kebutuhan pokok yang tinggi (13,1 %) dan tarif listrik yang tinggi (9,7 %). (lipo*15)
Ikuti LIPO Online di "Pilihan sulit Pak Jokowi. Jika terus mendengarkan Menkeu Neoliberal, elektabilitasnya akan terus merosot," kicau mantan menko maritim itu melalui akun Twitternya @RamliRizal.
Adapun faktor penyebab turunnya elektabilitas Jokowi akibat kebijakan finansial, kata Rizal, dipicu oleh keresahan kalangan bisnis terkait pajak.
“ Kalangan bisnis sudah sebel karna aturan pajak terus berubah. Jokowi tidak ada pilihan, harus menarik garis pemisah dari Menkeu Neoliberal, yang bekerja terutama untuk kreditors," sebutnya dalam kicauan yang sama.
Sekadar diketahui, berdasarkan hasil survey yang dilakukan Media Survey Nasional (Median) bulan Februari lalu, elektabilitas Jokowi selaku petahana sedikit menurun. Survey yang dilakukan Median diawal bulan Februari 2018 mendapati responden yang memihak Jokowi sebanyak 35%. Padahal, pada survei Oktober 2017 elektabilitas Jokowi masih di angka 36,2 %.
Median pun mendapati masalah ekonomi menjadi masalah yang paling meresahkan publik. Kesenjangan ekonomi Indonesia menjadi hal yang paling banyak dikhawatirkan responden (15,6 %). Selanjutnya, responden juga mengaku resah dengan harga kebutuhan pokok yang tinggi (13,1 %) dan tarif listrik yang tinggi (9,7 %). (lipo*15)
GoogleNews
.jpeg)
