PPP Dukung Ganjar Sebagai Capres, Reka Ulang Sejarah Silam Koalisi 'Mega-Bintang'

Senin, 01 Mei 2023 | 21:58:58 WIB
Plt Ketum PPP Mardiono saat Menyambangi Kantor DPP PDIP/RMOL

LIPO - Seiring berjalannya roda pilpres 2024 yang kian dinamis dibanding sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sebelumnya berada dalam satu gerbong Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akhirnya mendeklarasikan diri untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. 

Padahal di KIB sendiri, Golkar menginginkan Airlangga Hartarto sebagai capres. Dukungan PPP terhadap capres PDIP ini disinyalir sesuai dengan sejarah masa lalu PPP dan PDIP yang punya kaitan sejarah dekat sebagai bentuk bersatunya ideologi Nasionalisme dan Islam.

Hal ini diungkap oleh Ketua Mahkamah Partai DPP PPP Ade Irfan Pulungan kepada liputanoke.com.

"Sejak zaman awal kemerdekaan, orde baru hingga masa reformasi, kerjasama antara partai nasionalis dan Islam selalu terjadi. Saat ini kerjasama itu dipelihara dengan baik oleh PDIP dan PPP," ungkapnya, Senin (1/5/2023).

Ia juga menambahkan jika kedekatan ini juga terlihat dari praktek politik dalam mengusung kepala daerah selama pilkada berlangsung dengan adanya simulasi PDIP-PPP.

"Salah satu yang paling fenomenal adalah koalisi PDIP - PPP  di Pilkada Jawa Tengah tahun 2018 yang menduetkan Pak Ganjar Pranowo - Gus Taj Yasin Maimoen," ujar Irfan.

Kedekatan ini juga diperkuat dengan simbol  lokasi kantor PPP dan PDIP berada dalam satu area yang sama. Dan Irfan mengatakan bahwa ini simbolisme hubungan PPP dan PDIP yang sangat kuat.

"Kantor PPP - PDIP yang bersebelahan atau bertetangga di Jl Diponegoro, Menteng Jakarta pusat yang menjadikan simbol hubungan kedekatan yang kuat bagi PPP dan PDIP," jelasnya.

Dalam pilpres 2024 ini, PPP ingin mengulang kembali sejarah tersebut pada Pemilu yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024 dengan mendukung dan mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden RI periode 2024 - 2029 dan mengusulkan kader terbaik dari internal PPP sebagai Wakil Presiden.

Jika dirunut ke belakang, ada koalisi "Mega - Bintang" yang pada akhir Orde Baru (Pemilu 1997) merupakan bentuk perlawanan kepada kediktatoran Soeharto.

"Sejarah juga mencatat pasangan Megawati-Hamzah Haz yang pernah menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI. Ini merupakan pasangan PDIP-PPP yang selalu dikenang dua partai ini," tukasnya.

Ia juga menjelaskan kedekatan  tokoh-tokoh senior PPP yaitu Ismail Hasan Metareum (ex. Ketum PPP), Mudrick Sangidoe dan Tokoh Ulama Kharismatik PPP KH. Maimun Zubair. (*16) 

Terkini