PEKANBARU, LIPO - Anggaran Rp 115 Milyar yang digembar-gembor untuk penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru ternyata sebatas angka di atas kertas. Hal itu terkuak dari rapat antara Pemko Pekanbaru yang diwakili Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Sekdako M Noer dengan beberapa anggota DPRD Pekanbaru.
Alasan yang lain kenapa target dana Rp 115 Milyar tersebut tidak tercapai sesuai target, disebabkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pekanbaru menurun drastis akibat Covid-19.
Dikutip dari riauonline , Kepala Bapenda Pekanbaru Zulhelmi Arifin menjelaskan, beberapa bukti PAD Pekanbaru yang terus menurun. Diantaranya pajak hotel, pajak restoran, pajak tempat hiburan.
"Pajak hotel biasanya Rp 4 milyar satu bulan, ketika bencana covid hanya Rp 900 jutaan. Pajak restoran biasanya Rp 11 M satu bulan merosot jadi Rp 4,8 M. Pajak hiburan 2,1 M menurun ke angka Rp 600 juta," jelas Zulhelmi.
Terkait hal tersebut, Ketua DPRD Pekanbaru, Hamdani juga mengakui bahwa uang Rp 115 Milyar yang selama ini dilaporkan ke DPRD Pekanbaru hanya angka diatas kertas saja.
"Rapat tadi tujuannya untuk mengetahui perkembangan refocusing anggaran, bagaimana kondisi keuangan kita. Kalau memang ada uang ya sampaikan ke kita. Ternyata terbuka kalau Pemko gak ada uang," kata Ketua DPRD Pekanbaru, Hamdani, Jumat, 8 Mei 2020.
Alasan yang lain, selain hanya PAD yang menurun, dana dari pemerintah pusat juga menjadi kendala, dimana seharusnya ada anggaran Rp 71 Milyar bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU), realitanya pusat hanya mengirim Rp 40 Milyar saja.
"Nah, kita mengundang mereka kesini untuk membicarakan solusi kedepannya. Apalagi ada pak sekko juga sebagai kepala TAPD. Kalau butuh bantuan sampaikan ke DPRD. Gimana solusinya? Tapi kalau dari bahasanya saya lihat tidak ada minta solusi, artinya pemko bisa menanggulanginya semua," jelasnya.
Hamdani tak mempersoalkan jika Pemko tak melibatkan DPRD dalam menutupi kekurangan dana ini, sebab yang terpenting adalah Pemko bisa mengakomodir kebutuhan 132 ribu KK yang terdampak Covid-19 di Pekanbaru.
Sementara itu, terkait ketersediaan dana sebesar itu, juga dibenarkan oleh Sekko Pekanbaru M Noer. Ia mengakui jika uang Rp 115 Milyar tersebut memang tidak ada saat ini. Karena uang itu berasal dari APBD yang mana APBD isinya adalah perencanaan.
"Kalau ada yang membayangkan uang teronggok Rp 115 M, itu tidak ada, APBD ini kan semua prediksi," kata M Noer.
Disinggung sampai hari ini sudah berapa uang yang terkumpul dari total Rp 115 M, M Noer menegaskan dalam istilah APBD tidak ada yang namanya 'mengumpulkan' uang karena APBD akan terus berputar.
"Tidak ada istilah berapa terkumpul, tidak ada. Kalau ada (kas) langsung kita belanjakan. Tahap pertama sudah terpakai Rp 4,2 M," ujarnya
Dari total Rp 4,2 M itu diakui M Noer tidak ada bantuan untuk Sembako. Namun ia tak bisa merincikan lebih jelas karena ia harus membuka data terlebih dahulu.
"Sekarang ada lagi ni (belanja), tapi saya tak bisa jelaskan disini, tak ada kertasnya," tutupnya. (lipo*1)
Sumber: riauonline