ROHUL, LIPO - Pemberian sembako yang dilakukan oleh komponen masyarakat yang mengatasnamakan dirinya Persatuan Masyarakat Indonesia (PMI) Perjuangan, kepada Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) M. Syahril Topan, disikapi oleh Syahril Topan dengan aksi pelemparan bungkusan sembako, Kamis (30/04).
"Ini tertulis nama saya, saya tidak setuju, ini pelecehan buat saya," teriak Syahril Topan sambil mengangkat dan menunjuk-nunjuk bungkusan sembako.
"Saya dengan uang pribadi saya membantu masyarakat, tanya wartawan, tak pernah saya ekspos. 1 ton 1 bulan saya beli beras untuk masyarakat, kalau dibuat seperti ini, saya tak setuju, bukan begini caranya, saya tak setuju," sambil melempar bungkusan sembako.
Aksi Syahril Topan marah-marah tersebut sempat terekam di video dan beredar di medsos. Dalam video yang berdurasi lebih kurang 34 detik tersebut, Syahril Topan terlihat memegang bungkusan sembako ditangan kiri dan android ditangan kanan.
Pembagian Sembako ini diberikan oleh massa PMI sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja DPRD Rohul yang dianggap mandul dalam penanganan dampak Corona Virus Desease atau Covid-19 di Kabupaten Rokan Hulu.
Massa aksi yang tergabung dalam PMI sebelumnya membagi paket Sembako kepada Ketua DPRD Rohul Novliwanda Ade Putra, ST. Di ruangannya dan beliau menyambut hangat kedatangan massa aksi serta menyatakan apresiasi atas kritikan yang disampaikan oleh PMI Perjuangan.
Novliwanda menyampaikan, sepanjang itu masih dalam koridor yang tepat, dirinya akan menerima kritikan dalam bentuk apapun dari masyarakat Rohul selagi itu untuk kebaikan dan pembagunan Rohul ke depannya.
"Memang kita akui penanganan COVID 19 di Rohul lamban karena terkendala aturan dari pusat yang berbelit-belit. Namun kita terus mendorong agar pemerintah kabupaten mengesa dan mempercepat penanganan masalah tersebut sehingga tidak banyak menimbulkan persoalan dan masalah sosial lainnya di tengah masyarakat." ujarnya.
Kemudian massa aksi keluar dari ruangan Ketua DPRD Rohul dan melanjutkan pembagian sembako ke wakil DPRD Rohul M. Syahril Topan.
Namun, Wakil Ketua DPRD ini langsung emosi, dan mengaku dirinya tidak terima dengan sumbangan yang diberikan itu dengan alasan, ada namanya tertulis dibungkus sembako tersebut.
"Bila mau mengkritik jangan ditulis nama di bungkus sumbangan," kata Syahril Topan.
Sementara itu Perwakilan Persatuan Masyarakat Indonesia (PMI) Perjuangan Umri Hasibuan menyampaikan bahwa bantuan Sembako yang dibagikan berisi beras tiga sendok, masker satu helai, telur puyuh dua butir dan mie instan merek Intermie satu bungkus, merupakan suatu bentuk kritikan.
"Dan ini semua adalah bentuk kritikan atas lambannya kinerja pemerintah dan legislatif dalam penanggulangan dampak Covid-19 yaitu di bidang ekonomi dan penghasilan masyarakat tidak serius untuk dipikirkan" ujarnya, seperti yang dikutip dari inforiau.
Pertimbangannya, saat ini Pemkab Rohul sudah mencairkan anggaran penanganan COVID-19 tahap 1 Rp 12,6 miliar, namun bagaimana penggunaannya masih belum jelas dan belum dirasakan masyarakat terdampak COVID-19 di Rohul.
"Apakah harus nunggu masyarakat kelaparan baru pemerintah merespon?" katanya dengan nada bertanya.(lipo*1/IRC)