Fenomena Caleg dan Capres Jelang Pileg dan Pilpres

Selasa, 26 Maret 2019 | 21:17:09 WIB
Imelia Erdimanda/ist
Agenda lima tahunan Pemilihan Umum (Pemilu) dam Pemilihan Presiden (Pilpres) akan digelar secera serentak pada 17 April 2019 mendatang. Namun saya melihat ada perbedaan dengan pelaksanaan Pileg dan Pilpres sebelumnya.

Sebab, sepertinya pemilu kali ini tidak seru seperti pemilu-pemilu sebelumnya.

Kenapa demikian, hal ini dikarenakan para pelaku politik baik caleg maupun capres dan cawapres tidak menjual program atau gagasan-gagasan yang dapat membuat pemilih bisa memilih salah satu dari mereka. Namun yang ditonjolkan dari pemilu kali ini hanya ketakutan-ketakutan yang menyudutkan musuh atau lawan politiknya masing-masing.

Kondisi ini membuat kebanyakan pemilih yang akan saya prediksi jika tidak ada perubahan cara kampanye sebelum pemilu berlangsung, dikhawatirkan pemilih akan lebih memilih untuk golput dikarenakan tidak adanya program unggulan yang diberikan saat kampanye dari pihak-pihak yang terlibat dalam politik pada pemilu 2019 kali ini.

Pandangan saya tentang pemilu tidak hanya pemilu kali ini melainkan setiap kali dilaksankannya pemilu khususnya pileg, terlalu banyak calon yang mengikuti atau mendaftar sebagai calon legislatif sehingga semua program yang diberikan rata-rata hampir sama satu dengan yang lainnya.

Hal ini membuat para calon pemilih nantinya memilih berdasarkan kenal atau tidaknya dengan caleg tersebut atau bahkan malah memilih berdasarkan siapa yang saat kampanye memberikan bantuan atau iming-iming seperti uang dan sembako paling banyak bukan berdasarkan program kerja yang disusun sedemikian rupa.

Akan tetapi yang selalu menjadi kendala dalam pemilu adalah pemilih-pemilih yang tingkat pendidikannya rendah masih sangat banyak di Indonesia ini. Hal ini yang membuat para calon legislatif memanfaatkan situasi dengan melakukan kampanye uang kepada para pemilih yang tingkat pendidikanya rendah.

Sehingga kalau para caleg ini menyiapkan program kerja dan janji-janji, hal itu hanya bualan yang nantinya belum tentu akan terealisasi. Sangat banyak kekurangan dalam hal pemilu di Indonesia menurut pandangan saya.

Namun demikian, saya tetap yakin masih ada peserta-peserta pemilu yang mempunyai daya juang untuk mensejahterakan rakyat serta membangun Indonesia menjadi lebih baik sehingga, saya akan berusaha semampu saya untuk menyukseskan pemilu tahun 2019 ini serta pemilu-pemilu berikut yang akan datang.***


Imelia Erdimanda
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Riau, Program Kekhususan Hukum Tata Negara.


Terkini