PEKANBARU, LIPO - Pemerintah Provinsi Riau menyatakan dukungannya terhadap kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang ditaja Balai Bahasa Provinsi Riau pada tahun 2024.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan di empat kabupaten/kota ini sudah mulai digelar sejak bulan Maret 2024 hingga November 2024.
Demikian dikatakan Pj. Gubernur Riau dalam sambutannya saat membuka acara Rapat Koordinasi Revitalisasi Bahasa Daerah yang diwakili oleh Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Dr. Arden Simeru, M. Kom, Senin, 4 Maret 2024, di Pekanbaru.
Acara rapat kordinasi dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, dinas dinas pendidikan kabupaten/kota, Balitbangda Provinsi, akademisi, para narasumber, penutur jati, pembuat modul, Dinas Budpar Provinsi Riau, BPMP Riau, BGP Riau, Lembaga Adat Melayu, dan sejumlah undangan lainnya. Acara dihadiri 55 orang peserta dan akan berlangsung selama 3 hari, mulai dari 4—6 Maret 2024 di Hotel Pangeran, Pekanbaru.
Untuk itu, Gubernur berharap peserta Rapat Koordinasi Revitaliasi Bahasa Daerah bisa menghasilkan sejumlah rekomendasi agar bahasa Melayu Riau tetap terus hidup dan berkembang di tengah perkembangan zaman.
“Bahasa Melayu adalah bahasa kita, identitas kita, dan kebanggan kita masyarakat Riau. Untuk itu, kita harus menunjukkan kebanggan terhadap bahasa Melayu Riau. Akan tetapi, kita juga tidak mengenyampingkan pengunaan bahasa asing. Dengan moto; mari utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” himbau Pj. Gubri.
Menurut Pj. Gubri, RBD akan memberikan sumbangan signifikan dalam upaya melindungi dan mengelola bahasa sebagai kekayaan dan kekuatan untuk memperkukuh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Di forum ini, saya juga menghimbau agar program RBD ini didukung secara penuh oleh pemerintah provinsi dan pemerintah daerah; yaitu Kabupaten Meranti, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kampar, dan Kota Dumai. Kabarnya, akan ada festival di tingkat kabupaten/kota, di tingkat provinsi, dan nasional.
Dukungan Anggaran
“Saya berharap semua kegiatan ini diperhatikan dan tolong didukung secara makasimal, baik dukungan berupa pemikiran, kerja nyata, dan penganggaran. Mudah-mudahan di tingkat nasional, utusan Provinsi Riau mampu menunjukkan prestasi yang gemilang dan membanggakan kita semua sebagai provinsi asal mula bahasa Indonesia, yaitu bahasa Melayu,” jelas Pj. Gubernur Riau yang baru beberapa hari dilantik.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Toha Machsum, M.Ag. mengatakan RBD merupakan kegiatan yang dilakukan di beberapa provinsi di Indonesia dan menjadi program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2024.
Di Provinsi Riau, kegiatan diadakan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Kampar, Kabupaten Indragiri Hulu dan Kota Dumai. Rangkaian kegiatan RBD tersebut meliputi (1) Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Daerah/Pemangku Kepentingan dan Diskusi Kelompok Terpumpun Penyusunan Modul Pembelajaran, (2) Bimbingan Teknis Pengajar Utama, (3) Pengimbasan Pembelajaran di Sekolah/Komunitas, (4) Pemantauan dan Evaluasi, (5) Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Kabupaten/Kota, (6) Fetival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi, dan (7) Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Nasional.
Toha berharap dukungan dari Pemerintah Provinsi Riau, LAM, akademisi, Pemerintah Kabupaten Meranti, Kampar, Inhu, dan Kota Dumai. Revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Riau ini merupakan upaya pelestarian melalui beragam pelatihan/pengajaran dan lomba. Ada komedi tunggal, berpidato, mendongeng, menulis cerpen, puisi, menulis arab melayu, dan tembang tradisi (bersyair).
Semua berbahasa daerah. “Dalam program ini sebanyak 251 orang guru akan menjadi guru utama yang dilatih oleh pakar untuk tujuh mata lomba di tingkat kabupaten/kota dan tingkat provinsi. Sedangkan guru utama tersebut akan mengimbaskan ke 20 orang siswa dan komunitas, dan siswa akan mengimbaskan pada temannya dan keluargannya.
Sedangkan soal materi Rapat Koordinasi RBD adalah; Kebijakan Arah Baru Revitalisasi Bahasa Daerah, Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Daerah Melayu, Kebijakan Bahasa Daerah di Provinsi Riau, Sinkronisasi Kebijakan Pelindungan Bahasa Daerah, dan Bahasa dan Sastra Melayu di Riau. Di akhir acara akan ada pembacaan rekomendasi dan penandatanganan komitmen bersama tentang Kebijakan Pelaksanaan RBD di Provinsi Riau.
Hadir juga dalam acara tersebut Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Hafids Muksin, S.Sos., M.Si., Rektor Universitas Lancang Kuning Prof. Dr. Junaidi, Dr. Elmustian Rahman, Kepalas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau, para Ketua LAM, Kepala Dinas Pendidikan di empat kabupaten/kota.(rls)