PEKANBARU, LIPO - Awalnya, khususnya masyarakat Riau tidak terlalu banyak mengenal sosok beliau. Sebab dia lebih banyak berkarir di militer. Namun, setelah dipercaya menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) 031 Wirabima (WB), barulah masyarakat mulai banyak tahu, apalagi setelah terpilih sebagai Wakil Gubernur Riau mendampingi H Syamsuar. Dia lah H Edy Natar Nasution, S.IP
Ia baru saja dilantik jadi Gubernur Riau oleh Presiden Jokowi di istana negara pada Senin (27/11/23). Dan tercatat sebagai Gubernur Riau ke 13.
Siapa sangka, Edy Natar Nasution, yang dulunya anak kampung yang menghabiskan masa kecilnya di Kabupaten Bengkalis akan menjadi orang nomor satu di Bumi Lancang Kuning.
Cerita masa kecilnya sulit ditemukan dalam jejak digital. Namun, dari dokumentasi yang telah usang yang diperoleh berupa photo cukup menggambarkan masa kecilnya. Seperti anak-anak kecil pada umumnya, Edy Natar kecil juga senang bermain bersama teman sebayanya sepulang dari sekolah, dan senang berfoto.
Ia mengenyam pendidikan dasar di SD Negeri 1 Bengkalis Riau pada 1974, tingkat SMP Negeri 1 Bengkalis Riau pada 1977. Menginjak remaja, Ia meneruskan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Pekanbaru Riau pada 1980.
Kemudian, Ia masuk Akademi Militer Magelang, Jateng pada 1984. Di dunia militer ini lah cikal bakal kepemimpinannya tertempa dengan sendirinya. Untuk menunjang karirnya, pada 1996 Ia pun kembali melanjutkan pendidikan formal di Universitas Terbuka jenjang S1.
Laki-laki bernama lengkap Edy Afrizal Natar Nasution, S.I.P. ini dilahirkan pada 29 Mei 1961 di Kabupaten Bengkalis, dari pasangan H. Achmad Natar Nasution & Hj. Chairani binti Djadin. Kedua orang tuanya berasal dari Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Mengutip laman Wikipedia, Edy Natar lulus dari Akademi Militer pada 1984 dan lulus dari Seskoad pada 1998.
Pada 2015, Ia menjabat sebagai sebagai Itjenad. Karirnya terus melejit dan mengantarkannya sebagai Danrem 031 Wirabima di Riau pada 2017.
Berbagai penugasan khusus juga pernah ditaruh di pundaknya. Ia sempat mengemban tanggung jawab dalam berbagai penugasan dalam negeri maupun luar negeri.
Penugasan dalam negeri diantaranya Operasi Timor-Timur pada 1985-1988 sebagai Komandan Peleton (Danton) Pemburu, Operasi Timor-Timur pada 1991 sebagai Komandan kompi dan Operasi pengamanan perbatasan Papua-Ppn tahun 2000.
Selain itu, suami dari Hj. Suti Mulyati, S.Ked ini juga pernah mendapat penugasan ke luar negeri, diantaranya ke India, Iran, Pakistan sebagai Atase Pertahanan pada 2007. Kemudian berlanjut ke Jerman, Prancis, Inggris, Spanyol pada 2010, dan Amerika Serikat serta Brazil pada 2014.
Karir yang digeluti dan berbagai tanggung jawab yang pernah diembannya inilah yang menempa dirinya menjadi sosok seorang pemimpin.
Mengabdi dan memajukan kampung halaman sendiri sudah lama ia pendam. Keinginan itu pernah Ia ungkap saat memutuskan maju di kontestasi pemilihan Gubernur Riau pada 2019 lalu.
Baginya, mengabdikan diri kepada daerah dan bermanfaat bagi masyarakat merupakan tujuan hidup sebenarnya.
Memasuki masa pensiunnya, ia pun memilih terjun ke dunia politik dan maju sebagai salah satu calon wakil Gubernur Riau berpasangan dengan Syamsuar.
Pengalaman semasa di militer sangat membantu dirinya dalam bergerilya mencari dukungan suara hingga ke pelosok.
Dan pasangan ini pun mendapatkan suara mayoritas untuk memimpin Riau selama 5 tahun hingga akhir Desember 2023.
Ternyata, selain menekuni pekerjaan sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), Brigjen TNI Edy Afrizal Natar Nasution yang belum lama ini purnawirawan, juga menekuni sebagai mubaligh sejak bertugas di beberapa daerah di Indonesia. Menjadi mubaligh ini juga belum banyak diketahui khalayak ramai.
Bahkan ketika menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) 031/Wirabima Brigjen TNI Edy Nasution, Ia sering berkeliling ke masjid-masjid menjadi khatib shalat Jumat. Hingga saat ini meski sebagai purnawirawan TNI, Ia masih sering mengisi khutbah.
Hal yang sama juga dilakukan abang kandungnya, Almarhum Yusry Nasution. Semasa hidupnya, Ia juga rutin mengisi pengajian saat menjabat sebagai Aparatur Sipil Negara di Jakarta.
Keluarga besar Ahmad Natar Nasution memang dikenal keluarga dermawan kepada siapa saja. Hal itu paling tidak tergambar dari Almarhum Yusri Nasution.
Disamping dikenal dermawan, almarhum Yusri seorang yang taat beribadah. Hal itu diceritakan oleh H. Musyafak Asikin, yang sangat dekat dengan keluarga besar Ahmad Natar Nasution. Bahkan kata Musyafak, almarhum Yusri sampai 20 kali menunaikan Haji.
“Ia pernah memberangkatkan sekitar 50 orang ke tanah suci mekah. Mulai dari pembantu hingga saya sabagai nakhoda speedboatnya diberangkatkan ke Mekah secara cuma-cuma,” ungkap H. Musyafak Asikin.
Adapun Yusri Natar Nasution adalah anak kedua, dan Edy Natar Nasution anak kelima dari sebelas bersaudara.
Ayahnya, Ahmad Natar Nasution adalah salah satu tokoh pendiri Kota Pekanbaru, dan sang Ibu Khairani merupakan aktivis perempuan.
Sang ibu Khairani pernah tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Riau. Karena dedikasinya, beliau dianugerahi sebagai Ibu Teladan Riau.*****