JAKARTA, LIPO - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengumumkan terjadi penambahan kasus tertinggi di Indonesia semenjak diketahuinya ada pasien terjangkit virus corona. Kondisi tersebut warning bagi masyarakat agar tetap mematuhi himbauan pemerintah untuk tetap menerapkan Social Distancing demi mencegah COVID-19 dalam upaya menangani wabah virus Corona.
Angka tertinggi terjadi pada hari Rabu, Tanggal 20 Mei 2020, dimana terjadi penambahan kasus positif sebanyak 693. Padahal, hari-hari sebelumnya hanya terjadi penambahan kasus positif kurang dari 500.
Dijelaskan Achmad Yurianto, total kasus keseluruhan menjadi di Indonesia 19.189, dengan 4.575 pasien sembuh dan 1.242 pasien meninggal.
"Pasien sembuh bertambah 108 menjadi 4.575 orang dan pasien meninggal bertambah 21 orang menjadi 1.242 (dalam 24 jam terakhir)," ujar Yuri melalui telekonferensi, Rabu.
Penambahan kasus tertinggi saat ini terjadi di Jawa Barat yakni 176 kasus sehingga totalnya menjadi 1.876 kasus.
Disusul Provinsi Jawa Timur, yang melaporkan penambahan kasus kedua terbanyak dalam 24 jam terakhir yakni 119 kasus sehingga total kasus menjadi 2.496.
Sejauh ini secara nasional telah memeriksa 211.883 sampel spesimen yang diambil dari 154.139 orang.
Artinya Indonesia memeriksa hampir 9 ribu spesimen dalam 24 jam terakhir, sedikit lebih rendah dari target pemerintah yakni 10 ribu spesimen per hari.
Sebanyak 44.703 orang berstatus dalam pemantauan (ODP) dan 11.705 orang berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).
Menurut Yuri, penambahan kasus menunjukkan bahwa penularan virus di tengah masyarakat masih terjadi.
Sejauh ini belum ada relaksasi PSBB, walaupun pemerintah tengah menyusun skenario relaksasi untuk diimplementasikan begitu situasi penularan kasus dirasa cukup aman.
"Kami sedang melakukan kajian ini karena problem dari setiap daerah tidak sama, jadi dibutuhkan kajian data yang komprehensif," jelasnya.
"Mohon untuk tidak dimaknai bahwa sekarang (relaksasi) sudah diberlakukan. Kalau relaksasi tidak terukur maka yang terjadi adalah penularan baru," lanjut Yuri lagi. (lipo*1)
Sumber: republika.co.id