Kadisdik: 86 Sekolah di Pekanbaru Masuk Kualifikasi Ramah Anak

Rabu, 04 April 2018 | 10:18:12 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal/int
Pekanbaru, LIPO-Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal mengemukakan, jumlah sekolah yang masuk kategori ramah anak di 2018 mengalami peningkatan hampir 50 persen jika dibandingkan pada tahun sebelumnya.

"Jumlahnya meningkat cukup signifikan. Ini adalah sebuah awal yang baik," katanya di Pekanbaru, Selasa.

Jamal menjelaskan bahwa saat ini terdapat 96 sekolah yang lulus kualifikasi untuk dapat dikatakan sebagai Sekolah Ramah Anak. Dari 96 sekolah tersebut ia merincikan 12 Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 30 Sekolah Dasar (SD) serta 54 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dia menyebutkan bahwa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang jumlahnya tidak mencapai 50 sekolah. Tentu hal tersebut adalah sebuah pencapaian yang cukup membanggakan.

Selain itu peningkatan jumlah sekolah ramah anak juga sebagai bukti keseriusan pihak pemerintah kota dalam menjadikan sekolah sebagai wadah yang tidak hanya untuk belajar, namun juga perkembangan dunia sosial anak-anak.

Jamal menambahkan bahwa untuk bisa memperoleh status sekolah ramah anak tersebut bukanlah perkara yang gampang, namun juga bukan perkara yang sulit.

Hal yang menjadi poin utama ialah keseriusan pihak sekolah dalam menjadikan anak-anak tersebut nyaman dan aman selama berada di sekolah. Inilah yang kemudian menjadi pelopor dari penilaian lain terhadap sekolah ramah anak tersebut.

"Kalau anak-anak tersebut merasa nyaman dan aman, tentu tujuan dari suatu ilmu pendidikan akan gampang diserap dan di aplikasikan," katanya.

Selain itu, perihal kriteria bangunan juga menjadi penilaian yang cukup penting.

 Ia menjelaskan bahwa tinggi bangunan, kebersihan bangunan, kondisi fisik bangunan serta berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan keamanan para pelajar tersebut juga penting untuk diperhatikan dan harus dihitung sesuai dengan kondisi psikologis anak usia sekolah tersebut.

Selanjutnya ialah kondisi infrastruktur pendukung lainnya seperti taman dan toilet yang dinilai baik dari segi keindahan maupun kebersihan infrastruktur pendukung tersebut.

Selain kondisi bangunan, Jamal juga mengatakan bahwa keseriusan pihak sekolah dalam menangani berbagai persoalan pelajar juga masuk dalam kriteria penilaian.

 Ia mencontohkan soal bagaimana pihak sekolah melakukan pencegahan terhadap kecenderungan "bullying" yang kerap merebak dikalangan pelajar. Selain itu juga soal bagaimana pihak sekolah melakukan upaya perbaikan mental terhadap para korban dan pelaku "bullying" tersebut.

"Bukan cuma kepada korban, kepada pelaku 'bullying' juga harus mendapatkan perhatian serius," katanya.

Hal penting lainnya yang juga memberikan andil besar ialah tentang kenyamanan dari para siswa difabel.

Hal tersebut bertujuan agar semua anak difabel dapat menikmati kenyamanan serta suasana belajar para pelajar biasa. Diharapkan nantinya para pelajar difabel tersebut tidak perlu masuk Sekolah Luar Biasa (SLB) lagi, tapi juga bisa masuk sekolah negeri.

Ia mencontohkan SMPN 4 Pekanbaru  yang telah menyiapkan fasilitas bagi siswa difabel tersebut.(lipo*3/ant)

Terkini